Monday, September 17, 2007

BPHI Madinah Kekurangan Obat dan Alat Kesehatan

BPHI Madinah Kekurangan Obat dan Alat Kesehatan


MADINAH--Dua minggu sudah Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Madinah harap-harap cemas atas persediaan alat kesehatan dan obat-obatan yang belum juga datang.

Padahal, setiap harinya balai pengobatan ini harus menangani para jamaah haji yang sakit yang memerlukan pertolongan segera. Belum lagi melayani permintaan obat dari tim medis kloter-kloter maupun tim medis sektor Sabtu lalu (9/12) Kadaker Madinah, Ahmad Kartono mencoba 'menghibur' tim kesehatan haji. Ia katakan obat-obatan untuk jamaah haji sudah dikirim dari Jakarta dan sudah tiba di Jeddah sejak 6 November 2006 lalu.

Namun masih tertahan di Jeddah (Bandara King Abdul Aziz maksudnya-red) dan masih dalam proses pengurusan dokumen pengeluaran obat-obatan dari Bandara. ''Kita tunggu saja satu, dua hari ini. Sekarang masih diurus,'' kata Ahmad Kartono, empat hari lalu. Keterlambatan ini sendiri, kata Ahmad Kartono, sebenarnya terjadi sejak proses pelelangan pengadaan obatan-obatan di Jakarta yang memakan waktu cukup lama. Sehingga dampaknya kurang baik pada proses pengiriman ke Arab Saudi. Untuk sementara kebutuhan obat ditanggulangi dari sisa stok tahun lalu. ''Bahkan diperkirakan lebih dari cukup. Tidak ada masalah,'' ujar Kartono lagi.

Situasi di BPHI di Daker Madinah memang menunjukkan hal itu. Misalnya pasien hanya diberikan sebagian obat yang sangat dibutuhkan. ''Bapak minum kapsul yang ada ini dulu ya. Nanti dikasih lagi kalau obatnya sudah datang. Stok sudah habis Pak,'' ujar dokter kepada jamaah yang menderita nyeri punggung. Para dokter di BPHI Daker Madinah juga kewalahan saat menangani jamaah haji yang mengalami gangguan kesehatan, dan melayani permintaan obat-obatan dari dokter atau tim medis di kloter. mch

Usia Lanjut, Isanan Berhaji Ditandu

MOJOKERTO--Pergi haji merupakan panggilan, maka jika seseorang sudah mendapat panggilan tak seorang pun dapat menahan keinginannya. Contohnya Isanan. Warga Desa Gayaman, Kecamatan Bangsal, Mojokerto, Jawa Timur, kini sudah berusia 79 tahun. Karena usianya yang lanjut, ia sudah tidak bisa berjalan, sehingga harus ditandu anak-anaknya.

Meski begitu, ia tampak gembira di usia senjanya karena Allah masih memberi kesempatan mengunjungi rumah Allah (baitullah) di Masjidil Haram. Isanan adalah satu diantara 1.254 orang calon jamaah haji asal Mojokerto yang diberangkatkan dari Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Dalam upacara pemberangkatan Isanan tidak ikut serta karena khawatir terinjak-injak bila ikut berdesak-desakan dengan pengiring maupun calon jamaah haji lainnya.

Isanan masuk Kloter 34 Embakarsi Surabaya. Menurut keterangan kerabatnya, di Tanah Suci nanti, ia akan ditemani saudaranya yang akan menandu kemana pun ia pergi. n mch

Kompor Gas dan Rokok Disita Petugas Embarkasi

SURABAYA--Petugas Bea Cukai yang bertugas di Embarkasi Surabaya yang melakukan pemeriksaan barang-barang milik calon jamaah haji menahan dua buah kompor gas dan 28 slop rokok. Barang-barang tersebut milik calon jamaah haji yang tergabung dalam Kloter 36 Embakasi Surabaya.

Rokok dan komppor gas itu terdeteksi Sinar X ketika petugas Bea Cukai memeriksa barang milik para calon jamaah haji tersebut. Menurut petugas bea dan cukai di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, penyitaan ini dilakukan lantaran calon jamaah haji tersebut membawa rokok dalam jumlah yang cukup banyak.

Sesuai aturan, calon jamaah haji hanya diperkenankan membawa rokok dua slop sekadar kebutuhan diri sendiri. Mereka juga dilarang membawa kompor gas maupun kompor minyak. Barang-barang hasil sitaan tersebut oleh petugas kemudian diserahkan ke pihak keluarga calon jamaah haji. n mch

Haji Beri Peluang Kerja Musiman Bagi 5.000 Warga Saudi

MADINAH--Haji adalah aktivitas ibadah yang memberi lapangan kerja musiman selama sekitar 75 hari. Hassan Bakri, Kepala Kantor kementerian haji regional Madinah, menyatakan pekerjaan musiman itu dalam rangka fasilitas bagi jamaah haji seperti transportasi, serta menjadi asisten untuk mendampingi jamaah yang tersasar.

''Ada lima ratus anak muda yang saat ini bekerja di kementerian haji,'' kata Bakri sebagaimana dikutip Arabnews. Sebagian besar mereka berusia 20-25 tahun. Anak muda itu bekerja di gerbang masuk dan keluar Madinah serta areal yang ramai dikunjungi jamaah. Pemimpin perusahaan transportasi National Adillah Establishment, Yousof Saeed Hawala menyatakan mereka merekrut 3.200 orang setiap musim Haji. Sekitar 95 persen dari mereka adalah dari Saudi sendiri. Sebagian kecil dari luar Saudi dengan maksud menjadi penerjemah.

Bahasa itu antara lain Prancis, Jerman, Urdu, Italia, Indoensia dan lainnya. Gaji pekerja musiman itu sekitar 4.500 riyal sebulan. Muhammad Saleh Shukri,pemimpin sindikasi kendaraan di Madinah menyatakan mempekerjakan 2.000 orang musim haji tahun ini. Terutama untuk sopir. Sopir itu membawa jamaah dari bandara ke Madinah dan ke Makkah serta pergerakan jamaah di Arafah, Mina, dan Muzdalifah. Bahkan mereka mengangkut agi jamaah yang selesai berhaji menuju bandara. tid

No comments: